ANALISIS PENGAJARANG BAHASA ARAB MELALUI BUKU PAKET DALAM
MENINGKATKAN KEMAHIRAN BERBICARA (MAHARAT AL KALAM) DI KELAS X MAN 2 WATES
KULONPROGO
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sebagai Persyaratan Penulisan Skripsi
DisusunOleh:
AMALIA FAJRIAH MUDLI’
NIM. 09420187
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
bahasa Arab di lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan
tinggi, idealnya dapat menuntun para
peserta didik untuk menguasai empat kemahiran dasar berbahasa (maharat
al-istima’, maharat al-kalam, maharat al-qiro’ah, dan maharat al-kitabah) secara
fungsional dan proporsional. Hal itu dikarenakan bahasa Arab bukan hanya memiliki fungsi pasif, yaitu sebagai media
untuk memahami (al-fahm) apa yang didengar dari berita, teks, wacana melainkan
juga memiliki fungsi aktif, yaitu sebagai memahamkan (al-ifham) orang lain
melalui komunikasi lisan dan tulisan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan menggunakan bahasa sebagai media komunikasi merupakan kunci dasar
keberhasilan manusia dalam hidupnya.[1]
Ada yang beranggapan bahwa pelajar tingkat Tsanawiyah
adalah pelajar yang belum lama mempelajari bahasa arab sehingga masalah yang
timbul hanya dianggap sebagai kewajaran saja dan tidak menimbulkan kerisauan. Lain halnya apabila masalah itu muncul
disekolah menengah tingkat atas (Aliyah). Para pengajar akan merasakan langsung
masalah-masalah dalam
pendidikan bahasa Arab ditingkat ini. Masalah tersebut tidak lagi bisa dianggap sebagai
masalah yang dapat dimaklumi begitu saja seperti ketika masih ditingkat
Tsanawiyah. Dengan demikian permasalahan pendidikan bahasa Arab muncul
ditingkat Aliyah, karena harus mulai mendapatkan perhatian yang lebih serius.
Misalnya
dalam hal keterampilan berbicara bahasa Arab, keterampilan berbicara bahasa
Arab merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam rangka
mengembangkan kemampuan berbahasa asing, dalam hal ini bahasa Arab. Media
maupun metode yang digunakan harus bisa membuat peserta didik tertarik dan
senang dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang disinyalir masih jarang atau
bahkan tidak dilaksanakan sama sekali oleh beberapa sekolah yang mengajarkan
bahasa Arab.
Dari
sinilah muncul beberapa masalah yang menjadi
akibatnya, antara lain: peserta didik tidak menyukai bahasa Arab karena
pembelajaran yang monoton, atau peserta didik merasa kesulitan untuk
mempelajari bahasa Arab, khususnya berbicara bahasa Arab. Hal ini seperti yang
dialami oleh peserta didik kelas X MAN 2 Wates Kulonprogo.
Berdasarkan
pengalaman penulis di lapangan,
rendahnya kemampuan berbicara peserta didik menggunakan bahasa Arab dalam
belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah peserta didik yang memiliki minat
sedikit untuk belajar. Sehingga siswa MAN 2 Wates Kulonprogo kurang mampu
berbicara menggunakan bahasa Arab. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses
belajar mengajarnya hanya
menggunakan metode ceramah dan hanya terpaku dengan adanya buku panduan berupa
buku paket serta Lembar Kerja Siswa (LKS) tanpa menggunakan media pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab peserta didik.
Dalam
proses belajar mengajar, buku paket adalah salah satu sumber pembelajaran bagi peserta didik yang merupakan alat
pendidikan fungsional, dimana dengan membaca buku, anak secara
langsung maupun tidak langsung dapat memperoleh nilai-nilai positif bagi pembentukan dirinya. Disamping itu buku juga merupakan
alat pengendali bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dari pengaruh-pengaruh
negatif.[2]
Dalam menentukan sumber belajar yang tepat dalam hal ini buku teks, baik buku acuan pokok maupun buku acuan
lainnya harus dilakukan dengan cara efektif tidak hanya mempertimbangkan dari
segi ekonominya saja, tapi juga harus melihat faktor-faktor sebagai berikut: latar
belakang dan falsafah serta motivasi dari para pengarang buku itu dalam mengahantarkan
pengetahuan kepada tujuan pendidikan disekolah, sistematika serta metode pengungkapan
persoalan, materi persoalan yang harus memperhitungkan tentang isi, serta menghubungankannya dengan ilmu pengetahuan yang lain.[3]
Ada beberapa pedoman dalam memilih buku teks, antara lain:
1.
Buku teks haruslah menarik minat
siswa yang mempergunakannya.
2.
Mampu memberikan motivasi
kepada para peserta didik yang memakainya.
3.
Seyogyanya mempertimbangkan
aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para peserta didik yang
memakainya.
4.
Haruslah dapat menstimulasi,
merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para peserta didik yang mempergunaknnya
5.
Haruslah dengan sadar dan tegas
menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membuat
bingung peserta didik yang memakainya.
Upaya tersebut menggambarkan betapa kuatnya keinginan dari pelaku
kebijakan pendidikan untuk menentukan sumber-sumber belajar sebagai sarana
dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sehingga diharapkan dengan
kehadiran buku paket tersebut dapat digunakan sebagai pendekatan alternatif
dalam menentukan sumber belajar yang cocok, efektif, serta efisien dalam
mencapai tujuan pendidikan.
Demikian pula tenaga pendidik bahasa Arab di MAN 2
Wates Kulonprogo, idealnya juga harus fasih dan lancar
berkomunikasi dalam bahasa Arab, mempunyai kemampuan membaca, memahami teks
berbahasa Arab secara memadai, dan menguasai materi yang diajarkan kepada
peserta didik. Namun ketika proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung tenaga
pendidik terkadang kurang memiliki penguasaan metodologi yang baik, sehingga
proses pembelajaran kurang efektif, tujuan pembelajaran tidak tercapai secara
optimal, serta proses pembelajaran dikelas kurang kondusif. Akibatnya, siswa kelas X MAN 2
Wates Kulonprogo tidak mendapatkan pengetahuannya secara maksimal dan meninggalkan kesan bahwa bahasa Arab itu sulit dan
menjadi momok yang menakutkan.
Madrasah Aliyah Negeri 2 wates Kulonprogo adalah salah satu lembaga pendidikan
formal yang berstatus “Negeri” yang masih memerlukan perhatian lebih untuk mencapai mutu dan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis mencoba
melihat pengajaran bahasa arab melalui buku paket dalam meningkatkan kemampuan berbicara
(maharat al kalam) di kelas X MAN 2 Wates Kulonprogo.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah pelaksanaan pengajaran
bahasa arab di kelas X MAN 2 Wates
Kulonprogo?
2.
Bagaimana peningkatan kemampuan
berbicara bahasa Arab di kelas X MAN 2 Wates Kulonprogo melalui buku paket?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian
ini adalah:
a.
Untuk mengetahui pelaksanaan
pengajaran bahasa Arab di MAN 2 Wates Kulonprogo
b.
Untuk mengetahui kemampuan peserta
didik dalam menguasai kemahiran berbahasa Arab khususnya kemahiran berbicara (maharat al-kalam).
Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah:
a.
Sebagai persyaratan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
b.
Sebagai informasi bagi peserta
didik, guru dan orang tua mengenai kemampuan peserta didik dalam menguasai empat
kemahiran bahasa Arab khususnya kemampuan dalam berbicara (maharat al-kalam).
c.
Memberikan sumbangan terhadap
perkembangan ilmu pendidikan, terutama berkaitan dengan bidang pengembangan
pembelajaran bahasa Arab
d.
Sebagai informasi untuk
memberikan kontribusi pemikiran serta
perbaikan sistem pendidikan bagi lembaga yang diteliti
D.
Telaah Pustaka
Untuk mendukung dan mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis
berusaha melakukan penelitian lebih awal terhadap pustaka yang ada berupa
karya-karya peneliti terdahulu yang berkaitan dengan judul dan relevansi
terhadap topik yang penulis teliti. Penulusuran ini dianggap penting guna menghindari plagiasi atau
pengulangan tema-tema skripsi yang ada.[4]
Skripsi yang ditulis oleh Piyan Rudianto,2011, Mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga, dengan judul Pengembangan hand out kimia sebagai bahan ajar untuk siswa SMA/MA
kelas X semester I materi pokok ikatan kimia
berdasarkan standar isi, beliau membahas media pembelajaran berupa hand out
kimia untuk siswa kelas X semester I berdasarkan standar isi yang memiliki
karakteristik tertentu dan mengetahui kelayakan hand out kimia yang
dikembangkan berdasarkan penilaina guru kimia SMA/MA dan respon dari siswa
SMA/MA.
Skripsi
yang ditulis oleh Avit Kurniadni, 2006,
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, dengan judul Optimalisasi aplikasi ayat-ayat al qur’an
sebagai alternative bahan ajar biologi dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep pengelolaan lingkungan, dalam skripsinya beliau
membahas apa saja faktor pendukung serta penghambat dalam upaya optimalisasi
aplikasi ayat-ayat al qur’an sebagai alternatif bahan ajar pada materi
pengelolaan lingkungan.
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Ammar, 2012,
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, dengan judul implementasi bahan ajar “buku paket pelajaran
fasih berbahasa arab 1”dalam pembelajaran bahasa arab kelas VII di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Nglipar tahun ajaran 2011-2012, dalam skripsinya
beliau membahas tentang seberapa jauh penguasaan siswa kelas VII di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Nglipar tahun ajaran 2011-2012 terhadap bahan ajar “buku
paket pelajaran fasih berbahasa arab 1” beserta implementasi dari buku paket
tersebut.
Skripsi yang ditulis oleh Anita Widyaningrum,
2004, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, dengan judul analisis keterbacaan buku paket IPA SD proyek
seqip dengan formula re flesh, dalam skripsinya beliau
membahas konsep esensial yang diungkap pada buku paket IPA SD kelas IV,V,VI
yang digunakan pada sekolah binaan proyek SEQIP, serta penulis berusaha
mengungkapkan tingkat keterbacaan buku paket tersebut dikaji dari segi ungkapan
yang muncul dalam teks.
Berdasarkan hasil penelusuran mengenai beberapa tulisan yang membahas
tentang tema yang berhubungan dengan tema yang diteliti, penulisan menemukan
beberapa problem tentang penguasaan siswa terhadap suatu media berupa bahan ajar
dalam proses belajar, dan kali ini peneliti akan membahas lebih khusus tentang
bagaimana peningkatan keterampilan berbicara (maharat al kalam) siswa berbahasa
Arab di kelas X MAN 2 Wates Kulonprogo.
E.
Landasan Teori
Berikut diuraikan landasan teoritik yang
melandasi penelitian ini
1.
Pengertian buku teks (buku paket)
Buku teks (buku paket) adalah salah satu sumber
belajar bagi peserta didik yang merupakan alat pendidikan fungsional, dimana
dengan membaca buku. Anak secara langsung atau tidak langsung dapat memperoleh
nilai-nilai positif bagi pembentukan dirinya. Disamping itu buku juga merupakan
alat pengendali bagi pertumbuhan dan perkembangan anak anak dari
pengaruh-pengaruh negatif.[5]
2.
Jenis-jenis buku teks (buku paket)
Dari segi cara penulisan buku teks dikenal tiga
jenis buku teks. Ketiga jenis buku teks tersebut adalah:[6]
a.
Buku teks tunggal
Buku teks tunggal ialah buku teks yang hanya
terdiri atas satu buku saja. Berikut ini didaftarkan beberapa contoh buku teks
tunggal, antara lain:
a)
Kerap, Groys. 1973. Tatabahasa Indonesia untuk SLA, Ende Flores: Nusa Indah.
b)
Ramlan.A .1983. sintaksis, Jogyakarta: CV Karyono.
b.
Buku teks berjilid
Buku teks berjilid adalah buku pelajaran untuk satu
kelas tertentu atau untuk satu jenjang sekolah tertentu. Berikut ini didaftarkan
beberapa contoh buku teks berjilid, seperti:
a)
Depdikbud, 1981. Bahasa Indonesia1,
H dan III. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pelajaran, Perpustakaan Dn
Keterampilan SLU.
b)
Alisyahbana, Sultan Takdir.1975.
tatabahasa Baru Bahasa Indonesia I dan II, Jakarta: Dian Rakyat
c.
Buku teks berseri
Buku teks berseri ialah buku
pelajaran berjilid mencakup beberapa jenjang sekolah, misalnya, dari
SD-SMP-SMA. Berikut ini disajikan satu buku teks berseri.
a)
Tarigan, Henry Guntur dan Djago
Tarigan, 1985.Terampil Berbahasa Indonesia, (untuk
SD-9 jilid).Bandung: penerbit Angkasa.
b)
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan,
1985.Terampil Berbahasa Indonesia, (untuk SD-9 jilid).Bandung: penerbit
Angkasa.
3.
Karakteristik buku teks (buku paket)
Sebagaimana bentuk bahan ajar
lainnya, buku teks pelajaran memiliki karakteristik tertentu. Beberapa
karakteristik tersebut diantaranya sebagai berikut:
a) Secara formal, buku teks pelajaran diterbitkan oleh penerbit tertentu
dan memiliki ISBN.
a. Penyusunan buku teks pelajaran memiliki dua misi utama yaitu: Optimalisasi
pengembangan pengetahuan deklaratifdan procedural serta
b. Pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran
yang digunakan disekolah.
b) Buku teks pelajaran dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan
senantiasa mengacu pada apa yang diprogramkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Ketentuan tersebut diantaranya bahwa buku pelajaran harus:
a. Mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang sedang berlaku
b. Berorientasi pada keterampilan proses dengan menggunakan pendekatan
kontekstual, teknologi dan masyarakat, serta demonstrasi dan eksperimen, serta
c. Membergambaran secara jelas tentang keterpaduan atau keterkaitannya dengan disiplin ilmu dan lainnya.
c) Buku teks pelajaran memiliki tujuh keuntungan sebagai berikut:
a. Buku teks pelajaran membantu pendidik melaksanakan kurikulum
b. Buku teks pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode
pengajaran
c. Buku teks pelajaran memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
d. Buku pelajaran dapat digunkan untuk tahun-tahun berikutnya, dan jika direvisi, maka dapat bertahan dalam waktu yang lama.
e. Buku teks pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standart pengajaran
f. Buku teks pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran dikelas yang
berurutan, sekalipun pendidik berganti.
g. Buku teks pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap jika
guru menggunakannya dari tahun ke tahun.
4.
Kegunaan buku teks (buku paket) sebagai
bahan ajar
Beberapa kegunaan buku teks (buku paket)
sebagai bahan ajar diantaranya sebagai berikut:
a.
Membantu pendidik dalam
melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku
b. Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode
c. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru
d. Memberikan pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik
e. Menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah kenaikan pangkat
dan golongan
f. Menjadi sumber penghasilan, jika diterbitkan.
5.
Keterbatasan buku teks (buku paket) sebagai bahan ajar
Greeny dan Petty telah mengidentifiasi keterbatasan
buku teks. Keterbatasan buku teks itu antara lain:
a. Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun kegiatan belajar
mengajar dapat dicapai dengan membacanya), tetapi merupakan suatu sarana
pengajaran.
b. Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat karena
keterbatasan ruang, ruang, tempat atau wadah yang tersedia didalamnya
c. Pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang kuat atau
kurang memadai keterbatasan dalam buku teks dan dikarenakan begitu banyaknya
praktik-praktik , pelatihan yang perlu dilaksanakan secara perbuatan
d. Pertolongan-pertolongan atau bantuan yang berkaitan dengan evaluasi
hanyalah bersifat sugestif dan tidaklah mengevaluasi keseluruhan atau
keparipurnaan yang diinginkan.
6.
Maharat al Kalam
Bahasa merupakan alat
komunikasi yang secara esensial, umum dan bersifat sosial karena dalam
komunikasi selalu ada dua pihak yang terlibat, yaitu sebagai pemberi materi dan
penerima informasi.
Berdasarkan sistem komunikasi
dalam kemampuan berbahasa ada empat kemampuan yang harus dibina dan
dikembangkan,yaitu sebagai berikut :
a. Menyimak ( istima’)
b. Berbicara ( kalam )
c. Membaca ( qiro’ah )
d. Menulis ( kitabah )
Dua kemampuan berbahasa pertama diperoleh sebagai komunikasi lisan,
yakni menyimak dan berbicara (kalam) serta kemampuan berbahasa lainnya sebagai
komunikasi tertulis, yaitu membaca dan menulis. Urutan pemerolehan kemampuan
berbahasa seseorang dimulai dari menyimak lalu
mulai berbicara, membaca kemudian menulis. Hal ini diperoleh waktu maih
anak-anak, namun ketika seseorang sudah mulai berusia dewasa, maka pemerolehan
bahasa selanjutnya keempat kemampuan tersebut sudah berfungsi integral dalam
arti saling mendukung.
Sedangkan keterampilan berbicara (maharat al kalam) itu sendiri kemampuan
mengungkapakan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan
pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara.
Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan system tanda-tanda yang dapat
didengar dan dilihat memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot manusia untuk
menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Secara umum keterampilan berbicara (maharat al kalam) bertujuan agar
para pelajar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang
mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan
kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun tentu
saja untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan
aktifitas-aktifitas yang memadai dan mendukung. Aktifitas-aktifitas seperti bukan
perkara mudah bagi pembelajaran bahasa, sebab harus tercipta dahulu lingkungan
bahasa yang mengarahkan para pelajar kearah sana.
F.
Metode penelitian
Metode penelitian berfungsi untuk mendapatkan data yang bisa
dipertanggung jawabkan serta dapat mencerminkan jawaban yang sebenarnya. Metode
penelitian sangat menentukan dalam usaha mengumpulkan data yang diperlukan
dalam penelitian dengan menggunakan metode-metode ilmiah.[7]
1.
Pendekatan dan jenis penelitian
Terkait dengan masalah yang diteliti,
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena,
peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
secara individual maupun kelompok.[8]
2.
Jenis dan sumber data
a.
Jenis data
Sebelum digunakan dalam proses analisis,
data dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan jenis dan karakteristik yang menyertainya.
Berdasarkan pengambilannya, data dibedakan atas dua macam:[9]
1.
Data Primer: data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung dilapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan
penelitian. Data primer dapat disebut juga data asli atau data baru yang
diperoleh secara langsung dari masyarakat, baik yang dilakukan melaui
wawancara, observasi dan alat lainnya juga merupakan data primer. Data primer
yang bersifat polos, apa adanya dan masih mentah memerlukan analisis lebih
lanjut.
2.
Data sekunder: data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.
Data ini dapat diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti
terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia, data ini biasanya digunakan untuk melengkapi data primer. Bahan kepustakaan yang dapat dipergunakan
dalam penelitian tidak hanya berupa
teori-teori yang telah matang, tetapi dapat pula berupa hasil- hasil penelitian
yang masih memerlukan pengujian kebenarannya.
b.
Sumber data
Secara umum, penentuan sumber data didasarkan
atas jenis data yang telah ditentukan. Sumber data dapat digolongkan kedalam
sumber primer dan sumber sekunder. Selain pembagian tersebut, dilihat dari
bentuknya, sumber data secara garis besar dapat digolongkan kedalam tiga jenis,
yaitu: (1) sumber Dokumenter, (2) sumber Kepustakaan, (3) sumber Lapangan.
Sumber dokumenter adalah segala bentuk sumber data
yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun yang tidak resmi, dalam
bentuk laporan , statistik, surat-surat resmi, buku harian, baik yang
diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan.
Sumber pustaka adalah bahan-bahan
pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang akademis teoretis
pelaksanaan penelitian.setiap peneliti seyogyanya
berusaha untuk mengumpulkan data data dari perpustakaan, baik berupa teori,
generalisasi, maupun konsep yng dikemukakan para ahli yang ada pada sumber
kepustakaan,selanjutnya dianalisis dan disintetis.
Sumber lapangan adalah data yang
diperoleh dari lapangan langsung. Data lapangan dapat diperoleh melalui
observasi, wawancara, partisipasi, angket maupun yang lainnya.
3.
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah cara-cara yang penulis lakukan dalam upaya
mendapatkan data, yang terdapat pada subyek penelitian, untuk mendapatkan data yang akurat penulis menggunakan beberapa
metode antara lain:
a.
Metode interview
Interview atau wawancara merupakan salah satu
bentuk tehnik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.[10]
Interview dilaksnakan dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan
dan untuk dijawab secara lisan juga, yaitu kontak langsung dengan tatap muka
antara pencari informasi (interviewer) dan sumber
informasi (interviewee)[11]. Metode ini sebagai
alat pembantu untuk mendapatkan data sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Wates Kulonprogo serta proses
pelaksanaan sistem pendidikan yang ada didalamnya
b.
Metode dokumentasi
Metode dokumentasi
adalah suatu metode pengumpulan data dimana yang menjadi data adalah dokumen.[12]Metode
ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah, struktur
organisasi, data guru, data murid, dan data prestasi siswa pada bidang studi
bahasa Arab dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
c.
Metode observasi
Observasi atau pengamatan merupakan
suatu tehnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang letak geografis MAN 2 Wates Kulonprogo serta kondisi
fisik, dan interaksi edukatif baik didalam maupun diluar kelas dan hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian.
4.
Teknik analisa data
a.
Teknik observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik terhadap objek
penelitian.
b.
Teknik komunikasi
Teknik komunikasi adalah cara
mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data
dengan sumber data.
G.
Sistematika pembahasan
Untuk mempermudah dan mendapatkan hasil penulisan yang sistematis dari
penelitian ini penelusuran hasil pengkajian data dengan sistematika sebagai berikut:
Pertama adalah
formalitas yang meliputi: halaman judul, halaman nota dinas, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
Kedua
adalah bagian isi, dimana skripsi ini terdiri atas empat bab yang meliputi:
Bab I adalah pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika
pembahasan.
Bab II berisi gambaran umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Wates Kulonprogo, meliputi letak
geografis, sejarah singkat berdirinya lembaga, keadaan sarana fisik dan non
fisik, serta susunan kepengurusan, dan keadaan guru peserta didik dan karyawan.
Bab III berisi tentang bagaimana kemampauan peserta didik dalam
kemahiran berbicara (maharat al kalam) melalui buku paket yang terdiri dari
pelaksanaan pengajaran bahasa Arab MAN 2 Wates Kulonprogo,.
Bab IV berisi tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran
dan kata penutup sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberi
kesehatan, kekuatan, rahmat serta petunjuk atas selesainya penulisan skripsi
ini. Bagian terakhir dari skripsi ini adalah memuat lampiran-lampiran, daftar
pustaka, serta riwayat hidup penulis.
Demikian sistematika pembahasan dalam skripsi ini semoga dapat
mempermudah pembaca untuk memahaminya.
Daftar Pustaka
Henry
Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah
buku Teks bhasa Indonesia,
Bandung: 1984
Prastowo Andi, Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:
2011
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:
Remaja
Rosdkarya, 2009
Hadi Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia,1998
Hermawan,
Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Remaja
rosdakarya, 2011
Nasution Didaktik, asas-asas mengajar, Bandung: Jemmars, 1986
Mahmud, Metode
penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia, 2011
Djunaidi
Ghany,M dan Almanshur Fauzan, Petunjuk Praktis Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: UIN malang Press (Anggota IKAPI), 2009
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2003
Bungin,Burhan
M, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008
Arsyad, Azhar. Kunci Keberhasilan
Pendidikan Bahasa Asing Masa Kini: Beberapa Pokok Pikiran. Makalah
disampaikan dalam Seminar Nasional, Pengajaran Bahasa Arab UIN Malang 23 Juni
2007
Madkur, Ali A. Tadris Funun
al-Lughah al-Arabiyyah. Kairo: Dar al-Fikr al-Araby, 2000
[4] Sembodo Ardi Widodo,et.al., Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa
Tarbiyah Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah, (Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Ypgyakarta,2006), hlm.13
[6] prof.Dr.henry Guntur Tarigan dan Dr.Djago tarigan, Telaah
BukuTeks Bahasa Indonesia,(Bandung: Angkasa,1984) hal.31.
[7]Soetrisno. Hadi, Metodologi Reserch ,(Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1993),
hlm. 124
[8] Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, (
Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009) hlm.60
[10] Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, (
Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009) hlm.216
[12]Winarno Sukhmad, Dasar dan Teknik Reserch Pengantar Metodologi Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1972), hlm 123
Tidak ada komentar:
Posting Komentar